Sarimuda, Lawan Berat Eddy Santana Pada Pilkada Kota Palembang Mendatang

Pilkada Kota Palembang tinggal hitungan bulan lagi. Suasana politik menjelang kegiatan lokal lima tahunan ini mulai terasa kian memanas. Kendati hingga kini belum ada bakal calon lain yang terang-terangan akan muncul, tetapi bagi kubu Eddy Santana, Walikota yang berkuasa saat ini, siapapun orangnya yang bakal menjadi lawan harus diwaspadai betul kekuatan dan gerakan-gerakannya.

Umumnya orang yang masih berkuasa, Eddy Santana memang mempunyai peluang lebih jika ia berambisi kembali menduduki jabatan Walikota untuk periode berikutnya. Ia bisa menggunakan kekuasaannya untuk mencari dukungan, popularitas dan membuat pencitraan yang baik. Lihat saja, setiap saat ia melakukan kunjungan-kunjungan ke setiap pelosok dan senang mengumpulkan massa dalam jumlah besar. Ia bangga dielu-elukan. Kendati acara tersebut merupakan acara kunjungan kerja, namun kenyataannya acara tersebut tak lebih dari sekedar kampanye besar-besaran yang memanfaatkan uang dan fasilitas negara. Demikian juga dengan seluruh jajaran Pemerintah Kota yang secara otomatis menjadi Tim Sukses yang berdiri di Ring satu, yang setiap saat bergerak menjadi juru kampanye sekaligus penangkal paling efektif terhadap setiap gerakan lawan.

Hasil jerih payah Eddy Santana bersama timnya melakukan kampanye terselubung selama satu tahun terakhir ini memang cukup menampakkan hasil. Nama Eddy Santana semakin melambung. Padahal sebagai seorang Walikota, justru kinerja Eddy Santana hanya biasa-biasa saja, tak ada yang istimewa.

Di kalangan masyarakat bawah, nama Eddy Santana memang tidak terlalu harum. Ia banyak dimusuhi para pedagang kaki lima dan korban pemindahan pasar 16 Ilir. Walau Eddy mengaku sebagai kader Partai Wong Cilik, namun Eddy dianggap tidak berpihak kepada Wong Cilik tersebut.

“Pak Eddy Santana yakin ia pasti menang. Tetapi ia ingin menangnya menang mutlak” , ujar seorang pejabat di lingkungan Pemkot Palembang yang mengaku akhir-akhir ini jadi disibukan oleh kegiatan-kegiatan kunjungan Walikota ke daerah-daerah.

Memang, sebagai orang yang berkuasa, Eddy Santana haruslah mampu meraih suara mutlak pada Pilkada nanti. Sebab jika kemenangan biasa saja atau menang tipis, hal itu bisa dianggap ia tidak mendapat dukungan penuh dari warganya. Jerih payahnya masih dianggap belum maksimal.

Lawan Eddy

Beberapa bakal calon yang diprediksi bakal menjadi lawan Eddy memang sudah mulai disebut-sebut. Namun cuma nama Ir.Sarimuda saja yang dianggap saingan berat bagi kubu Eddy.

“Yang dikhawatirkan oleh pak Eddy Santana adalah Sarimuda”, ujar pejabat tadi menambahkan lagi. “Kabarnya Sarimuda itu uangnya banyak, sedangkan Eddy Santana itu tak punya uang”, ujarnya lagi.

Masalah persiapan uang sebagai modal Pilkada memang merupakan masalah yang sangat penting. Dan Sarimuda memang memiliki modal yang lebih dari cukup.

“Uang pak Sarimuda memang banyak, tapi ia tak akan sembarangan menghamburkan uang dalam Pilkada. Ia justru memilih menggunakan uangnya melalui jalur amal dan sedekah”, ujar seorang warga Pakjo yang mengaku tahu betul pergerakan tim pak Sarimuda menjelang Pilkada kota mendatang.

“Pak sarimuda itu tidak pake Tim sukses. Ia justru memberikan bantuan-bantuannya untuk hal-hal ibadah dan amal. Sasaran kegiatannya adalah mesjid-mesjid, mushola, kegiatan pengajian, persatuan amal kematian, remaja mesjid dan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya. Itupun diprioritaskan yang ada di daerah-daerah kumuh atau daerah dengan mayoritas golongan ekonomi lemah”, ujar sumber tersebut.

Menurut sumber tersebut, Sarimuda sudah mampu menarik simpati ratusan kelompok amal kematian dan pengajian-pengajian. Gerakan Sarimuda memang sangat halus. Bantuan yang diberikan juga sifatnya berkelanjutan, bukan hanya sekali bantu saja. Namun, dalam kegiatannya tersebut, Sarimuda tidak pernah mengutarakan permintaan kepada warga agar mereka memilihnya dalam Pilkada kota nanti.

“Ia justru murni ibadah”, ujarnya lagi.

Posisi Gubernur

Menghadapi persaingan pada Pilkada Kota Palembang mendatang, Posisi Gubernur Syahrial Oesman memang dalam posisi sulit. Terutama ketika harus menghadapi Sarimuda dan Eddy Santana.

Menurut seorang sumber yang mengaku dekat dengan Syahrial mengatakan bahwa Gubernur memang ada pada posisi yang sulit. Jika ia tidak mengijinkan Sarimuda mencalonkan diri, pasti Sarimuda akan tetap mencalonkan. Ia rela mundur dari jabatan. Tapi jika ia memberikan ijin terhadap Sarimuda, maka ia merasa tidak enak terhadap Eddy Santana yang telah memberikan dukungan partainya untuk Syahrial.

“Nampaknya pak Syahrial agak bingung”, ujar sumber tersebut.

Dodi Reza Alex Pasangan Sarimuda?

Hal lain yang bisa membuat semakin was-was tim Eddy Santana adalah jika Sarimuda bisa berpasangan dengan Dodi Reza, anak kandung Alex Noerdin. Selain akan mendapat dukungan penuh dari Partai Golkar, Dodi memang sudah mempunyai massa dari lapisan bawah dan iapun dikenal sebagai Golongan Muda yang cerdas.

“Wah jika pak Sarimuda berpasangan dengan Dodi, bisa kalah Eddy santana pak”, ujar Madi, seorang tukang pembuat stempel di jalan TP.Rustam Effendi. “Bagus itu pak, pasti kami akan dukung dia”, tambahnya.